Pengertian Mesin Diesel
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran
dalam atau disebut dengan motor bakar ditinjau dari cara memperoleh energi
termalnya. Untuk membangkikan listrik sebuah mesin diesel menggunakan generator
dengan sistem penggerak tenaga disel atau yang biasa dikenal dengan sebutan
Genset (Generator Set). Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover:
• Design dan instalasi sederhana
• Auxilary equipment sederhana
• Waktu pembebanan relatif singkat
• Konsumsi
bahan bakar relatif murah dan hemat Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover:
• Berat
mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi.
• Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu
sekitar 200 bar.
• Semakin
besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut
menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
Ada 2
komponen utama dalam genset yaitu:
1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin
diesel/engine.
2.
Generator.
Cara Kerja Mesin Diesel
Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada
mesin diesel/engine terjadi
penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang
dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 arm), sehingga
temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan
dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala
bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis. Pada mesin diesel penambahan
panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan. Pada mesin
diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap
langkah daya.
1. Langkah
ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros
engkol berputar ke bawah.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi,
poros engkol terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar
sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses
pembakaran.
3.
Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup
yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan
menarik kembali torak ke bawah.
4. Langkah keempat merupakan langkah
pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa
pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini
torak kembali bergerak naik ke atas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua
proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
5.
Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang
kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.
Berdasarkan
kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian,
maka:
1. Diesel
kecepatan rendah (n < 400 rpm)
2. Diesel
kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)
3. Diesel
kecepatan tinggi (n >1000 rpm)
Sistem starting adalah proses untuk menghidupkan/menjalankan
mesin diesel.
Ada 3
macam sistem starting yaitu:
1. Sistem start manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya
yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada
sistem ini adalah dengan menggunakan
penggerak
engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh
tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia
sebagai operatornya.
2. Sistem start elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang
memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan
suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai
atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai
mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai
untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan
motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC.
Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak
bekerja maka battery charger mendapat
suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman
tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila
tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan
tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh
pengaman tegangan.
3. Sistem start kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya
besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan
tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan
udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga
menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan
tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang
bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang
ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di
dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi
dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
sangat bermanfaat infonya
ReplyDeletetrimakasih